Sudah cukup tua bangsa ini jika dianalogikan sebagai manusia mungkin rambutnya sudah mulai memutih. Namun apakah sampai sekarang kita semua bisa merasakan sebuah kemerdekaan sejati. Mungkin mereka yang berdasi dan duduk di kayanyan telah merasakan kemerdekaan. Namun kami sebagai penghuni tempat yang tak layak untuk ditempati bahkan seperti comberan. Sepercak kemerdekaanpun sulit untuk didapat bahkan mungkin tidak ada sama sekali.
Jika difikirkan lebih dalam, Indonesia mempunyai kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Dari segi pertanian Indonesia terletak di garis katulistiwa, saehingga hanya megenal dua musim. Dengan demikian mengakibatkan panas yang cukup untuk pertanian, selain itu tanah di Indonesia pun sangat subur. Bila diibaratkan dengan menancapkan ranting pohon saja kita sudah bisa makan. Coba di negara Arab yang terdiri dari padang pasir, menanam tanaman dengan pupuk dan air pun sulit atau belum tentu panen. Dari segi tambang, di Indonesia terdapat banyak kandungan minyak bumi yang menjadi bahan pokok perindustrian, batu bara, nikel, tembaga, timah yang ada Cuma di Indonesia dan Malaysia, perak, bahkan di Indonesia juga mempunyai daerah tambang emas dan masih banyak lagi tambang di Indonesia yang berguna bagi perkembangan suatu Negara. Dari segi kehutanan, Indonesia memiliki hutan yang luas dengan jens flora yang beragam dan hanya bisa di temukan di Indonesia. Bahkan Indonesia mendapat kepercayaan dari negara-negara di dunia sebagai paru-paru dunia. Indonesia juga kaya fauna, banyak fauna di Indonesia Indonesia ini ada di Indonesia namun banyak fauna di Indonesia tidak ada di Negara lain, dari segi perikanan, Indonesia memiliki laut yang luas. Bahkan 2/3 negara ini adalah perairan dan didalamnya terkandung makhluk hidup yang sangat berguna bagi penduduk. Dari segi budaya pun Indonesia kaya, Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Bahkan saya pernah berfikir, apakah Indonesia ini merupakan meniatur dari dunia ini. Kerena setiap yang terkandung di negara di dunia ini hamper semua ada di Indonesia.
Akan tetapi mengapa kemerdekaan tidak bisa dirasakan semua warga negera ini? Jika ditelaah mungkin benar yang dikatakan bapak reformasi kita Muhammad Amien Rais dalam bukunya yang berjudul Agenda Mendesak Selamatkan Indonesia. Disana dijelaskan Indonesia tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Maksudnya kekayaan Indonesia tidak dinikmati orang Indonesia sendiri, melainkan orang-orang asing yang terus dan terus mengeksploitasi kekayaan kita. Sebagai contoh, produksi minyak nasional sebesar juta barre/hari sekarang ini di dominasi oleh korporasi asing. Disamping itu muatan laut Indonesia sebesar 46,8% dikuasai oleh kapal berbendera asing,lebih dari 50% perbankan nasional dikuasai asing, telekomunikasi dikendalikan asing, perjanjian kerjasama pertahanan dengan singapura merugikan kepentingan pertahanan keamanan Indonesia, Tambang emas yang sangat besar di Irian Jaya dikuasai oleh privot, masih banyak lagi kekayaan negara kita tercinta ini dieksploitasi oleh korporasi asing.
Dalam puisi karya kahlil gibran disebutkan bangsa ini adalah bangsa yang kasihan. Memakai baju bukan hasil tenunan sendiri, memakan gandum bukan hasil panen sendiri, meminum anggur bukan hasil perasan sendiri.
Itulah yang sedang dialami Negara kita sampai sekarang ini. Negara yang kaya dengan segala keanekaragaman yang dikandungnya. Namun warganya tidak bisa menikmatinya dan menjadikan Negara ini menjadi Negara yang tertinggal. Apakah semua ini akan terjadi selamanya? Hingga secercak cahayapun tak dapat terlihat lagi. Apakah kemerdekaan selamanya tak hinggap di tengah-tengah kami penghuni tempat comberan, dan apakah si pungguk ini hanya bisa bermimpi selamanya dan mati terkubur dengan impian yang selamanya tak tercapai?
Mungkin itu yang tertera di dalam kepalaku dulu. Namun setelah aku membaca buku sejarah taerdapat ramalan dari seorang tokoh yang bernama Ronggo Warsito yaitu “ Bahwa akan ada sesosok pemimpin yang akan membawa kesejahteraan di negeri ini yaitu satria piningit dan bila disingkat “ SAPI “ “. Mungkin gambaran pembaca terhadap esay ini sapi ini adalah hewan, namun sapi ini merupakan Satria Piningit yang kita nanti-nantikan untuk membawa Merah Putih pada puncak everest di pegunungan Himalaya. Menurut pemikiran saya yang akan menjadi Satria Pingit adalah dari kalangan pemuda.
Saya berfikir pemudalah yang akan menjadi SAPI di Indonesia , karena pemuda adalah masa emas pada fase hidup manusia. Dalam pribadi seorang pemuda terdapat Idealisme, kecerdasan Intelektual, semangat, kondisi fisik yang prima, Independensi dan yang lain-lain yang kesemuanya itu merupakan syarat untuk menjadi seorang perubah keadaan. Pemudalah yang selalu menjadi prajurit handal terdepan setiap perubahan di suatu bangsa. Pada masa pergerakan nasional Pemudalah yang mengawali berdirinya organisasi nasional modern dan menjadi cikal bakal kebangkitan nasional. Pemuda juga mengawali persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan sumpah pemuda. Selain itu pemudalah yang menjadi penggerak revormasi yang telah meruntuhkan kepalsuan demokrasi ala Suharto. Semua itu merupakan bukti kongkret pemuda memegang peran sentral. Meskipun pemuda belum matang secara emosi, namun pemuda memiliku sensitivitas gerakan yang cukup ampuh sebagai penggerak sebuah perubahan.
Mungkin ada banyak pihak yang berpendapat bahwasanya pemuda belum pantas menjadi seorang pemimpin. Mereka berpendapat seorang pemimpin itu harus bijak dalam pengambilan sebuah keputusan. Dan yang lebih mendominasi sifat tersebut adalah orang tua. Kaum tua lebih banyak berfikir berdasarkan pengalamannya, sehingga kemungkinan resiko kegagalan sedikit banyak diminimalisir. Golomgam tua juga memiliki persepsi sosial dan stabilitas nasional yang cukup baik, mungkin karena faktor kedewasaan pengalaman dan kematangan pemikiran.
Namun mereka juga harus tau yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin itu bukan itu saja. Selain dewasa dan kaya pengalaman mereka juga harus antusias untuk berkembang, bersemangat dan bertanggungjawab dan yang memiliki sifat-sifat itu adalah golongan pemuda. Kemudian timbul sebuah pertanyaan, sebenarnya siapa yang pantas menjadi seorang pemimpin bangsa ini?
Ada pihak yang mengatakan bahwasanya yang pantas menjadi pemimpin itu tetap dari golongan tua. Mereka beranggapan kedewasaan yang matang untuk pengambilan keputusan merupakan syarat mutlak untuk menjadi seorang pemimpin, sehingga mereka mengesampingkan sifat-sifat lain seperti tanggungjawab dan semangat untuk maju,. Mereka menganggap sifat-sifat lain itu hanya merupakan sifat tambahan atau pendukung saja. Dan akan muncul sendiri setelah sikap kedewasaannya muncul. Namun pada dasarnya semangat dan tanggungjawab merupakan sebuah pribadi seseorang sehingga tak semudah itu muncul dengan sendirinya. Sepintar-pintar seseorang dalam usia tua akan berkurang sel otak perhari. Ini mengakibatkan semakin tua seseorang akan kembali pada sifat kekanak-kanakan. Maka dari itu apakah orang tua sanggup memikirkan pemerintahan yang rumit? Untuk makan saja mungkin kadang lupa?
Selain itu ada juga yang berpendapat jika sifat yang dimiliki golongan muda dan golongan tua di konvergensikan akan menjadikan sebuah kepemimpinan yang solid, sehingga mereka memunculkan sebuah teori memerintahan, yaitu teori pemerintahan Permainan Catur. Maksudnya suatu pemerintahan itu dipimpin oleh pemimpin yang dewasa dengan segala pengalamannya, dengan dibantu oleh patih yang bersemangat dengan segala inisiatif serangannya, sehingga dia berperan sebagai motor pemerintahan. Memang dengan kombinasi semacam itu pemerintahan dapat lebih solid. Namun pemerintahan semacam itu menurutku seperti monoton. Seperti sebuah permainan catur, raja (pemimpin) hanya bisa duduk diam dan mempertahankan pemerintahannya dan tidak memiliki inisiatif untuk berkembang. Sehingga kemajuan suatu pemerintahan itu sangat tergantung pada patih (wakil) dalam jalannya sebuah system pemerintahan.
Oleh karena itu yang pantas menjadi seorang leader (pemimpin) tiada lain dan tiada bukan adalah dari golongan pemuda. Karena menurut saya tanggungjawab dan semangatlah yang hjarus dominan yang harus dimiliki seorang pemimpin. Mungkin banyak yang menentang pendapat saya,dengan alasan pemuda terlalu cepat dalam pengambilan keputusan atau berani “ glambing”. Memang benar keburukan itu menyebabkan suatu kegagalan. Saya juga tak sependapat jika seorang pemuda itu secara instant dan tanpa pengalaman menjadi presiden. Mungkin akan timbul sebuah pertanyaan, terus pemuda harus gimana? Kita melihat presiden Amerika serikat sekarang, secara umur dia masih merupakan golongan muda. Namun dia telah memiliki kedewasaan dan memiliki pengalaman banyak dalam pemerintahan. Dan saya pernah membaca surat kabar bahwa sejak kepemimpinannya keadaan ekonomi Amerika Serikat mulai membaik. Dari peradaban kejayaan bangsa Indonesiapun juga bisa dilihat, kerajaan besar yang pernah besar di Indonesia yaitu Majapahit. Kerajaan itu mengalami kejayaan pada masa kerajaan itu dipimpin oleh seorang anak yang berusia 15 tahun. Mungkin semua orang Indonesia tau anak itu, Dia bernama Eyang Hayam Wuruk.dia bisa membawa Kerajaan Majapahit pada puncak kejayaan karena dia dibesarkan oleh lingkungan kerajaan, sehingga walauypun dia berusia 15 tahun, dia secara tidak langsung tau seluk beluk kerajaannya. Sehingga dia mendapat pengalaman darinya.
Dari dua gambaran diatas dapat diambil sebuah gagasan yaitu untuk mendapatkan seorang pemuda yang pantas memegang kendali sistem pemerintahan, pemuda itu harus mendapat kepercayaan menjadi bagian dari pemerintahan tadi. Contohnya saja presiden Obama tadi, dia dipercaya sebagai gubernur di salah satu Negara bagian di Amerika Serikat sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat sampai sekarang ini. Kemudian Raja Hayam Wuruk sejak kecil dia telah hidup dalam pemerintahan kerajaan Majapahit. Kesamaan kedua tokoh itu adalah mereka sama-sama pemuda yang telah berpengalaman karena mereka terlibat dalam sebuah pemerintahan sehingga mereka paham tindakan apa yang harus dilakukan untuk memajukan pemerintahannya.
Oleh karena itu sejak dini pemerintahan Indonesia harus menerapkan teori pisang goreng. Teori ini menganalogikan penciptaan pemuda sebagai pemimpin dengan memasak pisang goring. Jika seseorang disuruh memasak pisang goreng, dan sebelumnya belum pernah, maka pisang goreng yang dihasilkan pun tidak mungkin langsung sempurna. Walaupun bahan yang digunakan adalah bahan yang terbaik atau nomor satu tetap saja tak akan enak. Dari kegagalan itulah seseorang itu bisa membuat pisang goreng yang lezat luar biasa. Inilah yang disebut “ Trial ‘n eror ”, yaitu suatu kejayaan atau keberhasilan berasal dari kesadaran untuk belajar dari kegagalan menuju suatu keberhasilan. Jika diimplikasikan dalam kehidupan nyata, pemuda harus diikut sertakan dalam pemerintahan setelah pemilu ini. Kalau boleh berpendapat,capres-capres yang selama ini semoga ada yang mengusung cawapres dari golongan muda, jadi pemilu yang akan datang golongan muda telah memiliki pengalaman untuk menjadi pemimpin. Yang selama ini terjadi di Indonesia ini capres dan cawapresnya pasti dari golongan tua,terus kapan bisa regenerasi? Capres dan cawapresnya pun itu-itu saja. Jika mereka telah mati, generasinya pun telah terlanjur tua dan secara instan diusung menjadi capres dan cawapres tanpa digodok dengan Trial ‘n error. Bahkan untuk menjadi BAWASLU saja harus minimal 40 tahun. Terus bagaimana bisa melakukan teori pisang goreng. Kalau boleh berpendapat dalam pemilihan Dewan Legislatif diberikan persyaratan batas maksimal umur caleg 50 tahun. Saya kira teori pisang goreng dapat dilaksanakan, sehingga 5-10 tahun kedepan pemuda akan memiliki sikap dewasa, kaya pengalaman, kematangan pemikiran, semangat, inofatif, antusias untuk maju, dan yang paling penting tanggung jawab. Sehingga pemuda layak menjadi seorang pemimpin bangsa ini. Dan sudah waktunya orang tua istirahat dan mengurus cucunya. Sudah waktunya pemuda bergerak. Ingatlah kata Pak Karno “ Dengan 10 pemuda akan mampu mengguncangkan dunia ”.
Namun tidak semua pemuda layak menjadi seorang pemimpin. Banyak pemuda sekarang ini yang mengalami “ ostioporosis dini “. Mereka bahkan merusak masa depan dan diri mereka sendiri. Banyak sekarang ini pemuda yang mengalami keterpurukan. Maka dari itu saya mengatagorikan 3 syarat pemuda yang layak menjadi seorang pemimpin.
1. pemuda harus memiliki integritas yang tinggi. Integritas yang tinggi merupakan sebuah sikap spiritual dan mental yang ada dalam diri pribadi seseorang (behafior). Ini meliputi kejujuran, tanggungjawab, loyalitas dan sebagainya. Yang kesemuanya itu merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki pemuda sebagai pemimpin.
2. Pemuda itu memiliki kemampuan manajemen yang kuat. Manajemen disini merupakan manajemen Sumber Daya Manusia, sehingga seorang pemuda sebagai pemimpin itu haruslah cerdas dalam memilih bawahannya dan meningkatkan kinerja bawahannya yang dapat menciptakan kepemimpinan yang kokoh.
3. Pemuda itu memiliki jaringan yang luas. Dalam hal ini, seorang pemuda sebagai pemimpin harus memiliki 3 jaringan yang luas, yaitu jaringan lembaga, jaringan massa, dan jaringan dana. Jaringan lembaga merupakan hubungan baik dengan partai-partai lain dengan partai kawan atau lawan harus memiliki hubungan yang baik,karena tidak hanya partai kawan saja yang bakal duduk dalam parlemen yang juga berpengaruh dalam pemerintahan. Kemudian jaringan massa, seorang pemuda sebagai pemimpin itu harus bisa melakukan pencitraan diri yang baik terhadap rakyat dan harus bisa meyakinkan pada rakyat bahwa akan memihak rakyat, karena rakyat merupakan elemen penting terhadap suatu bangsa. Setelah itu jaringan dana, seorang pemuda sebagai pemimpin harus bijak dalam masalah penganggaran dan berhubungan baik dengan investor-investor dalam negeri. Agar percaya terhadap pemerintah dan mau menanamkan sahamnya didalam negeri sendiri.
Oleh karena itu pemuda harus berada dalam suatu wadah yang mampu membawa sikap, kecerdasan, dan mental mereka pada semua ketegori pemuda sebagai pemimpin diatas. Wadah dari kesemua itu adalah ormas-ormas yang ada untuk non mahasiswa dan oraganisasi mahasiswa untuk mahasiswa. Dengan kebiasaan berorganisasi taining-taining sedemikian rupa akan bisa menciptakan pemuda yang teguh dan siap menjadi pemimpin.
Mungkin setiap pemuda yang idealis mempunyai kemauan untuk memperbaiki bangsa ini. Namun akan lebih baik jika dilakukan oleh sekelompok pemuda dalam suatu organisasi. Ibarat sapu lidi jika digunakan bersama dan diikat pasti bisa untuk menyapu kotoran. Namun jika satu helai lidi saja pasti akan putus dan tak berguna sama sekali.
Oleh karena itu himbauan pada teman-teman pemuda se Indonesia. Detik ini adalah saat yang paling tepat,karena sudah tak dapat ditunda lagi. Sudah saatnya kita menyingsingkan lengan dan bergerak. Kita daki pegunungan Himalaya dengan membawa Merah Putih. Kita tancapkan Merah Putih di puncak Everest. Karena hanya kita yang mampu melaksanakannya, bukan orang tua yang rawan dengan Hipernemia. Kita bawa Indonesia di puncak kejayaan menuju Indonesia Raya.
Saya yakin pemudalah yang akan menjadi “ Satria Piningit “ di Indonesia. Hidup pemuda….. Hidup pemuda….. Hidup pemuda…..
Kamis, 03 September 2009
PEMUDALAH YANG AKAN MENJADI “ SAPI “ DI INDONESIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar